4 Tanda Peringatan Bahwa Anda Mencintai
Uang Lebih Dari Seharusnya
Berikut adalah
empat tanda peringatan bahwa cintamu akan uang mengambil alih hidupmu.
Tangan
Tergenggam
Salah satu cara
terbaik untuk melihat apakah hatimu adalah tempat hartamu berada adalah dengan
melihat catatan buku cek kamu. Apakah jarang ada yang diberikan kepada badan
amal atau gereja lokal atau bahkan mereka yang miskin? Kemana sebagian besar
uang itu pergi? Setelah pembayaran mobil, premi asuransi, dan pembayaran sewa
rumah atau cicilan rumah, ke mana sebagian besar uang anda (dan uang saya)
pergi? Yesus mengingatkan kita untuk “kumpulkanlah
bagimu harta di surga, di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan
pencuri tidak membongkar serta mencurinya” (Matius 6:20), dan mengetahui
dengan pasti bahwa “di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”
(Matius 6:21).
Terlalu Banyak
Mainan
Stiker bemper
yang bertuliskan, “Orang yang mati dengan kesenangannya sendiri -banyak harta- adalah yang paling
banyak menang,” ini tidak benar, ini tragis karena jika mereka mati tanpa Kristus, mereka telah
kehilangan segalanya! Saya belum pernah melihat mobil jenazah menarik mobil angkutan
barang. Orang mati tidak bisa membawa apa-apa. Seperti yang dikatakan Ayub, “Dengan
telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang pula aku akan
kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil; terpujilah nama
Tuhan” (Ayub 1:21). Jika Anda merasa stres karena terlalu banyak
pembayaran, mungkinkah karena Anda memiliki terlalu banyak mainan. Apakah perlu
memiliki TV layar datar terbaru? Apakah kita benar-benar perlu memiliki mobil
atau komputer terbaru? Dari, isi saja yang kosong. Salomo memperingatkan bahwa
"yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi" (Amsal 22:7).
Penyebab
Gesekan
Suatu tanda
peringatan tentang terlalu mencintai uang adalah ketika ini menjadi poin
pertengkaran, sehingga menjadi kekuatan dominan dalam pernikahan. Uang dapat
merobek “tali rangkap tiga” yaitu Tuhan, suami, dan istri, dan memasukkan
dirinya ke dalam pernikahan sebagai “dewa”nya sendiri. Uang dapat menjadi akar
dari segala kejahatan (1 Timotius 6:10). Jika kita memiliki banyak harta maka
harta dapat memiliki kita. Ketika pertengkaran mulai muncul tentang masalah uang,
inilah saatnya untuk menilai kecintaan Anda terhadap uang atau pada kesetiaan
pasanganmu.
Mengabdi untuk
Bekerja
Saya memiliki
seorang teman yang begitu setia pada pekerjaan sehingga dia menjadi cukup kaya.
Sayangnya, keluarganya benar-benar menderita karenanya. Apa yang dia pikir dia
lakukan untuk keluarganya, dengan bekerja berjam-jam, sebenarnya justru membawanya
pergi jauh dari keluarganya untuk waktu yang lama. Istrinya diserahkan untuk
menjalankan rumah tangga dan berusaha untuk membesarkan tiga anak laki-laki,
dua di antaranya masih remaja. Seperti yang bisa Anda bayangkan, pernikahannya
hancur. Lalu dia mencoba menebus kesalahannya, tetapi sudah terlambat.
Kerusakan telah dilakukan. Niat pria itu awalnya adalah untuk membantu
keluarganya memiliki keamanan finansial, yang baik-baik menurut standartnya,
tetapi ketika itu menjadi obsesi, dan telah membuatnya jauh dari keluarga, maka
itu mungkin karena Anda terlalu mencintai uang.
Kesimpulan
Saya tidak hanya
menulis ini untuk orang lain; saya juga menulis untuk diri saya sendiri. Ada
bahaya nyata dan terkini bagi kita semua. Siapa pun bisa jatuh ke dalam
perangkap mengejar uang. "Pengejar kertas" di masa lalu telah
menjatuhkan banyak pria dan wanita yang baik. Itu tidak layak. Uang kita tidak
dapat membeli satu menit lagi atau membawa kita kembali ke saat anak kita
pertama kali belajar berjalan, jadi jika Anda melihat Anda menggegam tangan
(pelit), terlalu banyak mainan (kesenanagannya sendiri), berdebat tentang uang, dan mengabdikan diri
untuk mengejar uang melalui pekerjaan daripada melayani Tuhan dan keluargamu,
jelas sekali kamu terlalu mencintai uangmu.
(Oleh: Pastor
Jack Wellman – Terj: Hardi Mega)