Berikut ini dibagikan garis besar khotbah yang disampaikan dalam Ibadah raya Minggu 5 September 2021 yang berjudul "Sudut Pandang – Perspektif" yang disampaikan oleh Bpk. Gembala Supeno Lembang. Kiranya Jemaat dapat menyiapkan diri dan mempelajarinya lebih lanjut shg makin terberkati.
SUDUT PANDANG-PERSPEKTIF
"Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: ”Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: ”Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia." (Yoh 9:1-4)
Buta adalah kemalangan, akibat dosa, ada yang salah itu semua adalah sudut pandang seseorang terhadap sebuah situasi atau keadaan. Sudut pandang ini datang dari masa lalu kita.
Yesus berbeda - Ia mengatakan - bukan dia, bukan orang tuanya. Artinya banyak hal yang terjadi tidak dapat dijelaskan sebab akibatnya.
Tuhan Yesus tidak menjelaskan penyebab kebutaan tapi Ia menjelaskan tujuan. Yesus menerima keadaan buta tsb, tapi Dia mencoba menafsirkan tujuan akhir, end-gamenya.
Sudut Pandang adalah tanggung jawab masing-masing
Setiap situasi tidak mempunyai sudut pandang tunggal - artinya semua orang punya pendapat, pandangan masing-masing. Murid Tuhan Yesus berbeda pandangan dengan Tuhan Yesus.
Konseling - diskusi mendengarkan khotbah, ikut seminar berbicara dengan para hamba Tuhan adalah dalam rangka mengubah cara pandang kita terhadap keadaan yang kita hadapi.
"Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani." (Rm 1:16)
7 hal rohani: kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara sendiri, kasih akan semua orang.
"Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan." (2 Pet 1:9).
Keadaan tidak baik adalah kesempatan Tuhan bekerja
"Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” (Yoh 9:4-5)
Cara kerja Tuhan berbeda dari cara biasa
"Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: ”Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.” Siloam artinya: ”Yang diutus.” Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek dan berkata kepadanya: ”Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.” Siloam artinya: ”Yang diutus.” Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek." (Yoh 9:6-8).
Kesimpulan